
Hari itu langit sudah menguning saat aku dan Virni tiba di rumahnya seusai
main tenis bersama. Berhubung jalan ke rumahku masih macet karena jam bubar,
maka Virni mengajakku untuk singgah di rumahnya dulu daripada terjebak macet.
Di pekarangan rumah Virni yang cukup luas itu nampak beberapa kuli bangunan
sedang sibuk bekerja, kata Virni disana akan dibangun kolam ikan lengkap dengan
paviliunnya. Perhatian mereka tersita sejenak oleh dua gadis yang baru turun
dari mobil, yang terbalut pakaian tenis dan memperlihatkan sepasang paha mereka
yang mulus dan ramping. Virni dengan
ramah melemparkan senyum pada mereka, aku juga nyengir membalas tatapan nakal
mereka. Mama Virni mempersilakanku masuk dan menyuguhi kue-kue kecil plus
minumannya. Aku...